Sabtu, 26 September 2009

ZAKAT

Pengertian

  1. Bahasa: suci, berkembang dan berkah.
  2. Istilah : mengeluarkan sebagian harta bendanya, untuk diberikan kepada fakir miskin sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dalam al-Qur’an sebagai a). pembersih serta b). penghapus kesalahan-kesalahan si pemilik harta (Attaaubah, 9: 103).

Ahmad Azhar Basyir: Harta yang diambil dari orang kaya untuk disampaikan kepada yang berhak menerimanya

Al-Muwardi: Nama atau sebutan bagi pengambilan sesuatu yang tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat tertentu untuk diberikan kepada golongan tertentu.

Istilah lain dari zakat:

1. Shadaqah: QS, At-Taubah: 60.

2. H a q: QS, Al-An’am: 141

3. Infaq: QS, Al-Baqarah: 261.

Dasar zakat:

1. Al-Qur’an

a. QS, Annisa, 4: 77

b. QS, Attaubah, 9: 103

c. QS, Albaqarah, 2: 277

2. As-Sunnah

Hukumnya : WAJIB bagi muslim yang kaya

Tujuan Zakat

1. Membersihkan dan mencusikan:

- hati si kaya dari sifat kikir

- hati si miskin dari sifat dengki dan iri

- harta si kaya dari hak orang lain

- dosa yang dilakukan si kaya

2. Mengembangkan dan menambah:

- penghindaran jiwa dari perbudakan benda

- jiwa orrang miskin tidak asing dari masyarakatnya

- harta menjadi berkah

3. Pertanggungan sosial: Islam tidak menghendaki orang kekurangan = si kaya harus membantu yang miskin

4. Mendekarkan jarak antara si kaya dan si miskin. Islam mengakui ada kaya miskin, tapi jarak jangan diperlebar = zakat mempersempit jarak.

5. Anti manopoli harta. Zakat memacu harta beredar, tidak diam menumpuk.

Harta yang wajib dizakati:

  1. Ternak: unta, kerbau, sapi, kambing: tiap tahun.
  2. Emas dan perak: 93,6 gram à per tahun: 2,5 %.
  3. Pertanian makanan pokok: 1 ton à tiap panen: 10-5%
  4. Perdagangan: seharga emas 93,6 gram à tiap tahun: 2,5 %.
  5. Harta karun à tiap tahun : 20 %.
  6. Gaji profesi (dosen, dokter, akuntan dll) à tiap bulan/tahun 2,5 %

Zakat adalah Hak

  1. Hak si fakir. Sesama Islam bagaikan tubuh, ada yang tidak mampu à pantas disantuni.
  2. Hak Masyarakat. Tidak ada pekerjaan yang tidak melibatkan orang lain dalam mendukungnya à sepantasnya mereka mendapatkan bagian.
  3. Hak Allah. Yang membuat bumi ada dan subur adalah Allah à patut bila kita mentaati perintahnya : zakat.

Pengelolaan Zakat

Zakat Dipungut Negara atau badan suasta, seyogyanya tidak secara pribadi. Keuntungan zakat dipungut negara:

  1. Hak orang miskin lebih terjamin, karena ada yang ngurus.
  2. Orang miskin merasa lebih terhormat, karena tidak langsung menerima dari si kaya.
  3. Pendistribusian terjamin, merata, tidak tumpang tindih (rangkap).
  4. Hak bukan perorangan (sabilillah, kepentingan umum) negara lebih tahu.

Pendistribusian Zakat

  1. Tempatnya dapat di tempat pemungutan dilakukan (Hadits)
  2. Wujudnya dapat berupa barang, uang atau skill.
  3. Prinsipnya dengan memperhatikan prinsip edukattif, ekonomis dan produktif.

Pihak yang berkah menerima zakat:

  1. Fakir: harta tidak cukup untuk hidup.
  2. Miskin: harta pas-pasan.
  3. Amil: petugas zakat.
  4. Muallaf: baru dan lemah dalam berislam.
  5. Riqab: budak minta merdeka.
  6. Gharim: dililit hutang konsumtif.
  7. Sabilillah: berjuang dijalan Allah.
  8. Ibnu sabil: musafir, perjalanan.

Zakat Fitrah

Zakat fitrah yang berupa makanan pokok yang diberikan pada akhir Ramadlan sampai menjelang shalat idul fitri yang besarnya 2, 5 kg. Menurut sebagian ulama, zakat fitrah dapat diberikan dalam bentuk “qimmah” (uang sebagai ganti dari makanan pokok yang sama nilainya) karena alasan tertentu.

Waktu Membayar Zakat Fitrah

  1. Diperbolehkan: sejak awal hingga penghabisan bulan Ramadlan.
  2. Wajibnya: sejak terbenam matahari akhir bulan Ramadlan hingga penghabisan malam hari raya.
  3. Disunnatkan: bila bayar setelah subuh sebelum hari raya.
  4. Dimakruhkan: menjadi sadaqah biasa, bila dibayar setelah shalat idul fitri.
  5. Diharamkan: bila dibayar setelah terbenam matahari di satu syawal.
Amil Zakat

Amil adalah orang-orang yang bekerja menghimpun dan membagi-bagikan zakat kepada yang berhak menerimanya.

Syarat:

  1. Islam;
  2. Baligh;
  3. Tahu hukum;
  4. Mampu melaksanakan.

Tugas:

  1. Sebagai pengumpul, mereka harus tahu orang-orang yang wajib zakat;
  2. Sebagai pembagi, mereka harus tahu siapa yang berhak menerima dan sekaligus tahu tatakrama pelaksanaannya: tahu cara do’a (niat) zakat.

---ooOoo---

MEMAHAMI KEIMANAN 2

A. IMAN KEPADA MAKHLUK GHAIB

MALAIKAT

Siapa malaikat itu ? Diantara ayat yang menyebutkan iman kepada Malaikat adalah QS. 2: 285. Malaikat adalah makhluk Allah yang termasuk ghaib (immatriel) atau ruhani, yang diciptakan dari cahaya dengan wujud dan sifat-sifat tertentu. Untuk mengetahui dan mengimani wujud mahkluk ghaib tersebut seseorang dapat menempuh dua cara:

  1. Melalui berita/informasi yang diberikan oleh sumber tertentu (bil-akhbar) yaitu melalui kabar yang disampaikan oleh Rasulullah baik berupa Al-Qur’an maupun Sunnah.
  2. Melalui bukti-bukti nyata yang menunnjukkan makhluk ghaib itu ada (bil-atsar) yaitu lewat bukti-bukti nyata yang ada di alam semesta yang menunjukkan adanya. Wujud Malaikat: tidak dapat dijangkau oleh pancaindrera, kecuali jika ia menampilkan diri dalam rupa tertentu, misalnya rupa manusia (QS, 11:69-70; QS, 19:16-17).

Wujud Malaikat. Malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu, tidak memiliki keinginan seperti manusia, tidak berjeniskelamin dan tidak berkeluarga. Sifat-sifat pembawaan malaikat:”Hamba Allah yang dimuliakan” (QS,21: 26) karena:

  1. Selalu mengerjakan perintah Allah (QS, 21: 27).
  2. Tidak pernah membangkang Nya, (QS, 66:6).
  3. Tidak merasa angkuh dan tidak merasa letih (QS, 21: 19).

Tugas Malaikat. Sebagian mereka disebut namanya dan tugasnya dan sebagian lagi ada yang hanya disebut tugasnya saja. Tugas malaikat di alam ruhani al:

  1. Mensucikan dan tunduk sepenuhnya kepada Allah (QS, 7:206).
  2. Memikul singgasana (QS, 69: 17).
  3. Memberi hormat (salam) kepada ahli surga (QS, 13: 23-24).
  4. Menyiksa ahli neraka (QS, 66: 6).
  5. Membawa wahyu (QS, 2: 97).

Tugas malaikat di alam nyata serta ada hubungan terentu dengan manusia:

  1. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengn alam.
  2. Mengikuti dan membangkitkan kekuatan ruhani manusia dengan menyampaikan ilham kebenaran dan kebaikan (Hadits).
  3. Mendo’akan orang mukmin untuk diampuni dosanya, diberi ganjaran surga dan dijaga dari segala macam keburukan (QS, 40: 7-9 dan Hadits).
  4. Ia turun ketika Al-Qur’an dibaca utnuk mendenganrkan.
  5. Mendatangi mnjlis dzikir (QS, 33: 43).
  6. Memohon rahmat untuk orang mukmin yang mengajarkan kebaikan.

Kedudukan Manusia dan Malaikat. Manusia (yang iman dan taat) lebih mulia dari pada malaikat. Mengapa ?

  1. Allah memerintahkan kepada malaikat untuk sujud (hormat) kepada Adam. QS, 2: 34).
  2. Manusia lebih cerdas dari pada malaikat. Malikat tidak bisa menjawab pertanyaan Allah tentang nama-nama ilmu pengetahuan. (QS, 2:31-33).
  3. Kepatuhan malaikat kepada Allah sudah tabiatnya, sebab ia tidak punya hawa nafsu; sedangkan kepatuhan manusia kepada Allah merupakan hasil perjuangan melawan nafsu dan godaan.
  4. Manusia diberi tugas menajdi kholifah di bumi. (QS, 2: 30).

Hikmah iman kepada malaikat, antara lain:

  1. Lebih mengnal kebesaran dan kekuasaan Allah yang menciptakan dan menugaskan para malaikat tsb.
  2. Lebih bersyukur kepada Allah atas perhatian dan perlindungan Nya dimana malaikat ditugaskan untuk menjaga, menbantu dan menddo’akan hamba Nya .
  3. Berusaha berhubungan dengan para malaikat dengan jalan:

- mensucikan jiwa

- membersihkan hati

- meningkatkan ibadah , sehingga dido’akan oleh malaikat.

  1. Berusaha berbuat baik dan menjauhi segala dosa karena diawasi malaikat yang mencatat amal manusia. Dll.

JIN, IBLIS DAN SYAITAN

Jin adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari api, mukallaf seperti manusia. Di antara mereka ada yang patuh dan ada yang durhaka. Yang pertama kali durhaka adalah iblis dan anak cucunya disebut syaitan. Hibzbus Syaitan = golongan atau partai syaitan yaitu orang yang secara sadar atau tidak telah menjadi pengikut syaitan (QS, 58: 19).

Usaha syaitan untuk dapat menguasai dan membuat manusia lupa dengan Allah, Syaitan menempuh dud cara:

  1. Tadhlil (menyesatkan)
  2. Takhwif (menakut-namuti) untuk menyatkan kebenaran.

Langkah yang ditempuh syaitan dalam menyesatkan manusia paking sedikit adalah:

  1. Waswasah = bisikan (QS, 114:1-6).
  2. Nisyan = lupa QS, 6:68).
  3. Tamani = angan-angan kosong (QS, 4:119-120).
  4. Wa’dun = anji palsu (QS, 14: 22).
  5. Kaidun = tipu daya (QS, 4: 76).
  6. Shaddun = hambatan ( QS,27: 24).
  7. ‘Adawah = permusuhan (QS, 5: 91).
  8. Tasyin = memanding baik perbuatan maksiat (QS, 15: 39-40).

Usaha-usaha untuk melawan syaitan diantaranya adalah:

  1. Masuk Islam secara kaffah (utuh).
  2. Menjauihi kangkah-langkah syaitan (QS,2: 208).
  3. Selalu menyadari bahwa syaitan adalah musuh utama dan memperlakukannya sebagai musuh (QS, 35:5).
  4. Secara praktis Rsulullah mengajarkan beberapa hal:

- membaca al-isti’azah.

- membaca ayat kursi

- membaca dzikir

- berwudlu dll.

B. HARI AKHIR PROSES DAN PERISTIWANYA

Pengertian: Hari akhir adalah Kehidupan yang kekal sesudah kehidupan di dunia yang fana ini berakhir. Banyak istilah lain yang disebutkan oleh al-Qur’an untuk menyebut hari akhir a.l:

  1. Yaumud Din = hari pembalasan (QS,1:3)
  2. Yaumul Qiyamah = hari kiamat (QS, 39:60)
  3. Yaumul Hisab = hari perhitungan (QS, 40: 27)
  4. Yamul Khulud = hari kekebalan (QS,50:34)
  5. Yaumut Taghabun = hari ditampakkan kesalahan-kesalahan (QS,64:9) Dll.

Peristiwan dan proses hari akhir bermula dari:

Alam kubur / Barzah.

Alam transisi/pembatas antara alam dunia dan alam akhirat. Beberapa hal yang terjadi di sana a.l.

  1. Pertanyaan munkar nakir / ujian (QS,14:27 dan Hadits),
  2. Kenikmatan bagi yang sukses dan penderitaan bagi yang tidak beres (QS, 40: 45-46 dan Hadits).

Kiamat.

Hanya Allah yang tahu kapan kiamat terjadi (QS, 7:187). Rasul hanya memberitahukan tanda-tandanya saja.Tanda-tanda kecil akan kiamat a.l.:

  1. Meluasnya kebodohan.
  2. Banyak orang suka minum yang mamabukkan
  3. Perzinahan banyak terjadi secara terang-terangan (Hadits:Bukhari).
  4. Waktu terasa amat pendek (Hadits: Ahmad).
  5. Dsb. Tanda-tanda besar: lihat Yunahar: 160-162.

Kebangkitan (al-Ba’ats)

Pada hari ba’ats terjadi:

  1. Orang mengalami keterkejutan bagi orang yang sebelumnya tidak percaya (QS, 36:52);
  2. Orang merasakan ketenangan bagi yang percaya dan beramal baik.

Mahsyar

Pada saat itu terjadi:

  1. Pengelompokan manusia.
  2. Menanti keputusan amal.
  3. Ada kesulitan tapi ada kemudahan bagi yang memperoleh syafaat.

Hisab dan Mizan

Pada hari perhitungan dan penimbangan dilakukan beberapa hal:

  1. Isi kitab amal manusia diperiksa (QS,84:7-12; QS,69:19-26).
  2. Setiap anggota tubuh ditanya (QS36:65)
  3. Amal yang dilakukan baik dan buruk ditimbang (QS,101:6-9).
  4. Semua orang akan melewati shirat (jembatan): yang selamat masuk surga, yang celaka masuk neraka (QS,19: 71-72).

Hari Pembalasan

Akhir dari perjalanan manusia ada pada hari pembalasan.

  1. Mereka yang beriman dan bermal baik akan masuk surga (QS,101:6-9);
  2. Mereka yang kafir akan masuk neraka (QS. 98: 6-6).
  3. Mereka yang beriman dan banyak melakukan dosa akan masuk surga dengan lebih dahulu dimasukkan ke neraka karena dosanya (Hadits)

Besar perhatian Al-Qur’an terhadap masalah hari akhir, tanda-tandanya:

  1. Sering disebut setelah iman kepada Allah.
  2. Banyak disebut dibanding dengan masalah ghaib lainnya.
  3. Banyaknya nama yang dimiliki.

Hikmah perhatian yang besar tersebut:

  1. Manusia akan disiplin dan beramal baik secara maksimal.
  2. Manusia akan terdorong merasakan kenikmatan dan takut merasakan siksaan.
  3. Mengingatkan manusia yang sering lupa dan lalai dalam kehidupannya.
  4. Dengan disebut secara detail, akan mematahkan argumen lawan yang tidak percaya adanya.

C. QADLA DAN QODAR DALAM ISLAM

Pengertian

  1. Qodla artinya kehendak atau ketetapan hukum.
  2. Qadar artinya Kekuasaan Allah untuk menetukan ukuran, susunan dan aturan.

Dengan demikian bila kita katakan bahwa: Segala sesuatu terjadi dengan qodla dan qodar Allah, artinya: Segala sesuatu itu terjadi dengan kehendak dan ketentuan hukum Allah yang telah ditentukan sebelumnya dan berjalan sesuai dengan aturan yang dibuat oleh kehendak Allah setelah dibawah pengetahuan Allah pula.

Empat tingkatan taqdir:

  1. Ilmu: Allah mengetahui apa yang telah, sedang dan akan terjadi.
  2. Al-Kitabah: Allah telah menulis di Lauh Machfudz.
  3. Al-Masyi’ah: Allah punya kehendak terhadap segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi.
  4. Al-Khaq: Allah menciptakan segala sesuatu. Iman kepada taqdir mencakup keempat tingkatan tersebut.

Manusia dan Taqdir

Manudia adalah Makhluk Musayyar (tidak bebas menerima dan menolak) dan Makhluk Mukhoyyar (Bebas menerima dan meolak). Untuk yang pertama, tidak ada pertanggungjawaban terhadap apa yang ada pada dirinya, sedangkan untuk yang kedua manusia ada keharusan mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan.

Hidayah Allah. Hidayah punya dua arti:

  1. Ad-Dilalah wal Irsyad: menunjuki dan membimbing (QS, 41:17)
  2. Idlkholul Iman ilal qolbu: menjadikan seseorang beriman (QS, 28:56)

Hidayah pengertian pertama bisa dilakukan manusia yang mau dan mampu; sedang hidayah dalamm pengertian kedua hanyalah mutlak milik Allah (QS, 16: 93). Tetapi Allah maha adil siapa yang patut diberi hidayah dan siapa yang tidak.

Orang yang dikehendaki mendapat hidayah:

  1. Ornag yang membuka hatinya kepada hidayah.
  2. Orang yang membuka akalnya kepada kebenaran.
  3. Orang yang mencari dan menerima manhaj Allah.
  4. Orang yang tunduk pada agamanya.

Orang yang dikehendaki sesat:

  1. Orang yang lari dari kebenaran.
  2. Orang yang berpaling dari petunjuk.
  3. Orang yang menutup pintu diri dari masuknya hidayah.

Alasan manusia diazab kelak:

  1. Manusia dibekali fitrah: potensi menerima hidayah.
  2. Manusia diberi alat indera untuk mencari kebenaran.
  3. Manusia diberi akal untuk membedakan baik dan buruk.
  4. Manusaia diberi hak ikhtiar untuk menerima atau menolak hidayah Nya.
  5. Diutus Rasul, diturunkan kitas suci dan disampaikan dakwah.
  6. Hanya dibebani hal-hal yang sanggup memikulnya.

Hikmah iman kepada takadir:

  1. Melahirkan kesadaran bahwa segala sesuatu berjalan sesuai dengan UU Allah. Manusia harus mempelajari hal itu.
  2. Mendorong beramal sungguh-sungguh sesuai hukum sebab akibat.
  3. Mendorong mendekatkan diri kepada Allah yang memiliki kekuasaan dan kehendak mutlak.
  4. Menanamkan sikap tawakkal pada dirinya. Manusia hanya berusaha dan berdo’a.

5. Mendatangkan kenteraman jiwa, karena sadar apapun yang terjadi atas kehendak dan qadar Allah. Dll.

---ooOoo---